“hey! Kau ini bodoh atau apa sih? Lebih penting pakaian dalam daripada pasport dan ponselmu apa?” kata laki-laki itu dengan wajah heran sekaligus kesal melihat tingkah Nita.
“jadi kamu pikir pakaian dalam tidak penting?” kata Nita sambil menatap laki-laki itu dengan wajah polosnya, ia memanyunkan bibirnya tanda kecewa mendengar tanggapan lelaki itu.
“ah, itu juga penting sih.” Kata laki-laki itu dengan nada menyerah, dan Nita menatapnya polos.
“ah tapi bukan itu masalahnya. Tetap saja pasport dan ponselmu itu lebih penting. Aduh sulit sekali bicara pada gadis aneh sepertimu. Apa semua orang di Indonesia sepertimu? Ah tidak mungkin semuanya sepertimu. Mungkin hanya kau saja yang punya kepribadian yang cukup aneh yang tidak masuk akal.” ucap laki-laki itu panjang lebar sambil memegangi kepalanya. Ia terlihat kesal.
“kenapa kamu bicara sendiri? ya sudah ayo kita keluar dulu.” Kata Nita santai.
Laki-laki itu menatap Nita terheran-heran. Tak mengerti apa yang dipikirkan Nita. Dia bisa setenang itu saat kehilangan sesuatu yang berharga seperti itu di negeri orang. Bahkan dia sudah ditipu. Tapi wajahnya hanya sebentar terlihat kesal kemudian menjadi setenang itu.
“Hey! Aku kesal. Benar benar kesal sekali hari ini. Kenapa kejadian seperti ini menimpaku? Tapi aku rasa tidak baik jika aku merasa kesal terus. Mungkin aku terlihat aneh bagimu. Tapi aku rasa jika aku kesal dan panik, aku tidak bisa menyelesaikan apapun.” Kata Nita yang mencoba berbicara bijak pada laki-laki itu sambil tersenyum.
“hah... aku rasa aku tak perlu menolongmu atau mengkhawatirkanmu. Lagipula kau punya cukup uang untuk empat minggu. Jadi kenapa aku malah repot-repot ingin menolongmu.” Kata laki-laki itu sambil menghembuskan napas panjang. “ya sudah kalau begitu aku pergi.”
“terima kasih sudah berniat menolongku.” Kata Nita sambil menunduk memberi penghirmatan kemudian menatap laki-laki itu pergi.
Laki-laki itu menatap Nita lekat kemudian ia pergi meninggalkannya dengan wajah herannya. “kenapa aku bertemu gadis seperti itu? Hari ini aneh sekali.” Ungkap laki-laki itu.
Comments (0)
See all