Setelah sekitar setengah jam mereka turun dari bus dan berjalan menyusuri beberapa bangunan-bangunan besar. Kemudian mereka tiba di depan sebuah gedung tinggi. Laki-laki itu masuk ke dalam gedung itu, tapi Nita hanya terdiam di depannya tak mengikuti laki-laki itu masuk ke dalam gedung itu. Nita menatap gedung yang tinggi dan besar tersebut.
“hey kenapa diam disitu? Kamu gak akan ikut masuk?” tanya laki-laki itu pada Nita.
“ah! Ini apartemen? Ah bukan, ini mansion bukan? Besar sekali.” ujar Nita dengan wajah polos masih menatap gedung tersebut.
“aku dengar kalau di Jepang itu ada dua jenis tempat tinggal selain rumah. Yaitu apartemen dan mansion. Apartemen itu ukurannya lebih kecil daripada mansion.” Kata Nita mengoceh sambil berjalan mengikuti laki-laki itu.
Laki-laki itu menatap Nita heran. “kau sedang menjelaskan antara apartemen dan mansion padaku atau sedang bertanya padaku? Nada bicaramu tidak jelas.” Kata laki-laki itu.
“hmm?? Ah! Mungkin pertanyaan, mungkin juga pernyataan. Aku tidak yakin.” Kata Nita sambil menggaruk kepalanya merasa bingung dengan perkataannya sendiri.
“baiklah, kalau itu pertanyaan, itu adalah benar. Mansion lebih besar daripada apartemen. Dan kalau itu pernyataannya. Tolong jangan bingung atas pernyataanmu sendiri.” kata laki-laki itu sambil menghela napas dalam. “sepertinya kau sudah mempelajari tentang Jepang selain bahasa.”
“ya, aku senang mempelajari tentang beberapa negara. Aku mempelajari bahasa juga beberapa kebudayaannya.” Kata Nita bangga.
“oh begitu.” Kata laki-laki itu.
Mereka sampai di depan pintu nomer 305. Laki-laki itu membuka pintunya dan mengajak Nita masuk kedalamnya. Tapi Nita hanya berdiri di depannya dan menatap datar laki-laki tersebut.
“kau tidak mau masuk? Kau sudah disini. Mau diam saja disitu?” tanya laki-laki itu sambil menatap Nita bingung.
Comments (0)
See all