“kau tinggal disini atau kau akan menyuruhku menginap disini hari ini?” tanya Nita bingung.
“keduanya.” Jawab laki-laki itu singkat.
“masuklah. Jangan diam disitu.”
“keduanya?” tanya Nita lagi dengan ekspresi bingung.
“aku tak punya cukup uang kalau harus menyewa mansion. Kenapa kamu membawaku ke tempat ini? Kamu kan sudah tahu aku baru saja ditipu dan tidak mempunyai penghasilan.” Ungkap Nita.
Laki-laki itu menatap Nita heran. “baiklah, ayo masuk dulu.” Kata laki-laki itu sambil menarik Nita masuk kedalam kamar nomer 305.
“duduklah disitu.” Kata laki-laki itu sambil menyuruh Nita duduk di sofa yang cukup mewah. Nita menurutinya dan menatap laki-laki itu pergi mengambil minuman kaleng dari kulkas.
“minumlah!” katanya sambil memberikan minuman kaleng pada Nita.
“terima kasih.” Kata Nita menerima minuman kaleng itu.
“jadi begini, aku tidak tahu kau ini bodoh atau terlalu polos. Aku tinggal disini. Di unit nomer 305 ini. Dan aku memang akan menyuruhmu menginap disini malam ini. Hanya malam ini saja, agar kau bisa memikirkan kedepannya akan seperti apa.” Jelas laki-laki itu pada Nita.
“oh begitu. Apa tidak masalah? Bagaimana dengan orang tuamu? Apa boleh aku menginap disini malam ini?” tanya Nita sambil menatap kesekeliling.
“ya, tak masalah. Karena aku tinggal sendiri disini dan ini tempat tinggal milikku.” Kata laki-laki itu sambil bersandar.
“kamu tinggal sendiri? ditempat sebesar ini?” tanya Nita heran.
“ya! Sudah jangan dipikirkan soal itu. Jadi, bagaimana rencanamu selanjutnya?” kata laki-laki itu sambil menatap Nita.
“hmmm... malam ini aku akan menginap disini. Besok aku akan mencari hotel...”
“hotel?” tanya laki-laki itu kaget.
Nita menatap laki-laki itu bingung. “ya, mungkin hotel atau penginapan.” Kata Nita sambil tersenyum.
“ah iya. Aku mikir apa sih. Kau kan pergi sendiri.” kata laki-laki itu sambil menghela napas panjang. Nita menatapnya heran dan tersenyum.
“baiklah, sekarang coba kita lihat berapa uang yang kau bawa.” Kata laki-laki itu sambil membenarkan posisi duduknya.
“bisa aku lihat?” tanyanya lagi sambil mengulurkan tangannya. Nita memberikan dompet yang berisikan sejumlah uang.
Laki-laki itu memeriksa dompetnya. “hmmm? Kau yakin ini cukup untuk empat minggu? Kurasa ini hanya cukup untuk dua minggu kurang. Belum lagi biaya menginapmu nanti.” Tanyanya sambil menatap Nita khawatir.
Comments (0)
See all