Please note that Tapas no longer supports Internet Explorer.
We recommend upgrading to the latest Microsoft Edge, Google Chrome, or Firefox.
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
Publish
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
__anonymous__
__anonymous__
0
  • Publish
  • Ink shop
  • Redeem code
  • Settings
  • Log out

SECRETLY AGENT

SA 02

SA 02

Feb 20, 2020

Beberapa hari sesudah tragedi kecelakaan yang menyebabkan kedua orang yang aku sayangi meninggal dunia, aku masih saja enggan untuk beranjak dari kamarku. Aku tidak ingin melakukan apa-apa dan aku rasa sudah tidak ada lagi hal yang membuatku bertahan bahkan sesaat melihat peti kayu milik kedua orang tuaku perlahan hilang dalam gundukan tanah dengan nisan cantik di atasnya.

Diriku terus tenggelam dalam air mata kesedihan dan ingatanku masih melekat pada pagi hari yang cerah dimana hari itu adalah hari terakhir melihat kami bercanda hangat saat sarapan, saling melempar canda dan tawa saat melihat diriku selalu saja melewatkan dering pertama dari alarm nya. Dan ayah yang selalu menggodaku dan mamah yang akan selalu menyelamatkan situasi dengan menu sarapan terbaiknya.

Kehilangan selalu akan terasa lebih menyakitkan dan itu akan selalu menjadi luka yang membekas. Tetapi apa yang bisa manusia lakukan saat mereka kehilangan sesuatu yang berharga di hidupnya? Tidak ada. Kita hanya perlu mengikhlaskannya dan terus melanjutkan hidup dengan segala kemampuan kita agar orang yang tersayang itu bahkan bangga terhadap diri kita. Kehilangan bukan untuk diratapi terus menerus. Itu harus menjadi cambuk kita untuk maju lebih baik dan lebih bermanfaat.

Itulah yang kurasakan saat sekarang, mungkin sudah waktunya aku keluar dari kamar ini dan menghadapi semua hal yang mungkin akan tetap membawa luka akibat hanya aku yang tertinggal disini sendiri. Dan juga membuktikan pada ayah dan ibu jika aku akan berusaha untuk tetap berdiri tegar dan menjadi mandiri. Aku harus menghadapi apapun yang akan terjadi setelah ini, karena mereka mengajarkanku untuk menjadi gadis yang tegar dan sanggup menghadapi apapun kesulitanku. Jangan lari dari kenyataan, Pai.

***

Paize mulai mencoba untuk mulai melakukan aktivitas kembali, dimulai dengan keluar kamar dan berjalan menuju kamar kedua orang tuanya. Tidak dipungkiri jika hatinya masih terasa sakit saat melihat barang-barang yang berhubungan dengan orang tuanya. Semua yang ada di rumah ini seperti tombak tajam yang membuat air matanya selalu mengalir deras mengingat kerinduan yang dirasakan pada orangtuanya.

Agak lama ia terdiam duduk di atas ranjang milik orang tuanya, masih menyakinkan dirinya sendiri jika apapun yang terjadi ia masih bisa untuk mandiri. Ia akan melakukan segalanya untuk bertahan hidup demi mereka, demi masa depannya. Tetapi ternyata hal ini sangat tidak mudah untuk dilakukan, pasalnya semua kenangan yang berada di dalam rumah itupun membuat hati Paize sakit karena memikirkan dirinya harus hidup sendiri di rumah besar itu tanpa kehadiran kedua orang tuanya.

“Pai, diluar ada tamu yang nyariin kamu.” ucap pelan tante Tasya padanya. Hari ini memang masih ada beberapa sanak saudara yang menemani Paize di rumah. Mereka tau jika di waktu-waktu sekarang Pai tidak mungkin untuk di tinggal sendirian dalam keadaan kalut, akhirnya beberapa saudara terdekat dari orang tuanya bergiliran untuk menjaga Pai di beberapa hari ini.

“Siapa Tan?” tanya Pai bingung, ia tidak tau siapa yang berkunjung kemari.

“Gak tau tuh. Tapi yang pasti bukan temen kamu deh, udah pada berumur semua.” kata tante Tasya, “apa itu temen-temennya papah sama mamah ya?” sambungnya sambil menerka-nerka siapa kira-kira tamu tersebut.

Pai beranjak dari kamar orang tuanya menuju ruang tengah untuk melihat siapa gerangan tamu yang dimaksud. Sepanjang lorong ia kembali memikirkan orang tuanya atau memikirkan bagaimana nanti kehidupan perkuliahannya tanpa adanya kehadiran orang tuanya itu. Ia terus memikirkan semua situasi itu hingga sesampainya ia di ruang tamu. Hanya saja yang ia temui di sana adalah beberapa orang yang ia sendiri tidak kenal, tidak mungkin teman-teman papah karena melihat dari cara mereka berpakaian pun terlalu formal untuk ukuran pekerja kantoran biasa.

“Maaf, tuan-tuan mencari siapa dan keperluannya apa?” tanya Paize dengan sopan. Ia tidak mau dianggap tidak sopan oleh orang lain sementara ia sendiri pun penasaran tentang apa yang terjadi.

Salah satu pria yang berperawakan tinggi besar itu segera mengulurkan tangannya dengan sopan ke arah Paize dan disambut olehnya.

“Kami turut berduka cita atas kehilangannya kedua orang tuamu. Saya Fadel.” pria itu memiliki aura tegas tetapi tidak meninggalkan kesan arogan di setiap ucapannya. Pai tersenyum simpul setelah mendengarkan perkataannya.

“Terima kasih atas kedatangannya.” jawab Pai sambil mempersilahkan mereka duduk, tetapi hanya pria itu saja yang beranjak menempati tempat duduk, sedangkan keempat orang di belakangnya masih setia berdiri.

“Maaf kalau boleh tau tuan-tuan kemari selain memberikan belasungkawa pada Almarhum papah dan mamahnya Paize, ada lagi yang bisa kami bantu?” tante Tasya mencoba untuk sesopan mungkin menanyakan perihal maksud mereka. Karena dilihat dari manapun, penampilan dan pembawaan mereka bukan seperti hanya untuk kunjungan belasungkawa semata.

“Saya kemari ingin bertemu dan berbicara dengan Paize langsung.” jawab Pria itu seraya menatap langsung ke arah Paize. “Saya ingin menyampaikan sesuatu kepadanya, jika memungkinkan.” sambungnya sambil tersenyum.

mithasnatadipura
Lemopai

Creator

Comments (0)

See all
Add a comment

Recommendation for you

  • Blood Moon

    Recommendation

    Blood Moon

    BL 47.6k likes

  • Mariposas

    Recommendation

    Mariposas

    Slice of life 232 likes

  • What Makes a Monster

    Recommendation

    What Makes a Monster

    BL 75.2k likes

  • Secunda

    Recommendation

    Secunda

    Romance Fantasy 43.2k likes

  • Silence | book 2

    Recommendation

    Silence | book 2

    LGBTQ+ 32.3k likes

  • The Sum of our Parts

    Recommendation

    The Sum of our Parts

    BL 8.6k likes

  • feeling lucky

    Feeling lucky

    Random series you may like

SECRETLY AGENT
SECRETLY AGENT

567 views4 subscribers

Sesaat sebelum hari kelulusannya, Pai, gadis berusia 17 tahun ini harus menghadapi kabar pahit saat mendengar kabar tentang kecelakaan mobil yang menewaskan kedua orang tuanya. Dan disaat genting orang tuanya dilarikan ke rumah sakit terdekat, dia juga harus menahan rasa sakitnya tatkala mendengar ternyata dia bukanlah anak kandung.

Tanpa identitas diri yang sesungguhnya, dia harus menghadapi beberapa pernyataan dari orang asing tentang keluarga kandungnya. Siapa gerangan seorang Aliya Paize Samudra? Dan bagaimana kehidupan barunya?
Subscribe

4 episodes

SA 02

SA 02

75 views 0 likes 0 comments


Style
More
Like
List
Comment

Prev
Next

Full
Exit
0
0
Prev
Next