Please note that Tapas no longer supports Internet Explorer.
We recommend upgrading to the latest Microsoft Edge, Google Chrome, or Firefox.
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
Publish
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
__anonymous__
__anonymous__
0
  • Publish
  • Ink shop
  • Redeem code
  • Settings
  • Log out

Akhir Drama yang Tak Ditulis di Ravenmoor

Cermin dan Tinta yang Tak Terlihat

Cermin dan Tinta yang Tak Terlihat

Jul 09, 2025

Kami meminta agar semua pemeran dan kru tetap berada di auditorium utama. Dengan izin dari kepala polisi setempat, aku dan Arthur naik ke lantai dua Ravenmoor Theatre—menuju ruang ganti Elijah Vaskov.

Lorong menuju ruang ganti remang-remang. Cahaya kuning tua dari lampu gantung menciptakan bayangan panjang di dinding. Arthur berjalan di depan, satu tangan memegang senter, yang lain mencatat.

Pintu ruang ganti tidak dikunci. Saat kami membukanya perlahan, aroma lavender dan asap lilin menyambut kami—seperti ruangan ini masih menyimpan kehadiran pemiliknya.

Aku melangkah masuk lebih dulu. Di depan meja rias klasik dengan cermin besar bertitik-titik noda tua, kulihat sebuah pesan tertulis dengan lipstik merah:

               "You'll never rewrite this ending."

Arthur menyipitkan mata. “Ini... jelas bukan bagian dari kostum atau naskah.”

Aku mengangguk. “Tulisannya terlalu personal. Dan lihat ini,” ujarku, menunjuk ke rak di atas meja rias.

Di sana terletak botol tinta tua, pena bulu dengan ujung yang sedikit patah, serta selembar kertas lusuh yang kosong.

Arthur merogoh sakunya dan mengeluarkan pemantik.

"Let's test this."

Dia mengarahkan nyala api ke balik kertas, menjaga jarak agar tidak membakarnya. Perlahan, huruf-huruf samar mulai muncul.

Pesan itu terbaca:

               They fear my ending. But I will end it my way. A true actor never lets someone else write their death.

Aku menarik napas panjang. “Dia tahu seseorang mencoba mengubah akhir ceritanya. Dia mencoba merebut kembali kendali.”

Arthur mengangguk perlahan. “Atau... dia tahu hidupnya akan diambil, dan ini adalah caranya menulis ulang sejarah.”

Kami kemudian membuka laci-laci meja. Di dalamnya kami temukan hal yang lebih mengejutkan—sebuah buku catatan kecil dengan kulit hitam, halaman-halamannya rapat dan tampak baru saja digunakan.

Kami membacanya pelan-pelan.

Catatan itu penuh dengan pemikiran pribadi Elijah, banyak di antaranya ditulis dalam bahasa Inggris yang puitis namun murung. Berikut kutipan yang kami temukan:

"They act with passion, but none truly feel. I once believed I belonged here... but no longer. Ravenmoor is not a theatre—it's a prison dressed in velvet curtains."

"Valentin cuts my lines. Elisa avoids my gaze. Andrei rewrites me. Adelaide… she just stares. They erase me one gesture at a time."

"But I will have my stage. I will take my final bow. On my terms."

Arthur membolak-balik halaman itu.

"Ini bukan suara orang yang ingin mati... tapi suara orang yang tahu kematiannya mendekat."

Aku menatapnya serius, “Atau suara orang yang ingin membuat kematiannya... jadi panggung terakhir yang membungkam semuanya.”

Kami saling berpandangan. Tak satu pun dari kami berbicara. Hanya suara jarum jam tua yang berdetak di dinding ruang ganti.

Satu hal kini menjadi jelas—entah Elijah merancang semuanya, atau dia tahu sesuatu jauh sebelum tirai malam itu dibuka.

Arthur menatap ke luar jendela kecil. “Kita harus tahu siapa yang terakhir kali ada di ruangan ini.”

Aku mengangguk, “Dan juga, siapa yang menulis di cermin itu. Aku curiga—bukan Elijah.”

Arthur menggenggam catatan itu erat. “Saatnya kita kembali ke bawah. Lanjutkan interogasi. Mungkin seseorang akan terpeleset... secara tak sengaja.”

Aku berjalan ke pintu, tapi sempat menoleh sekali lagi ke cermin. Tulisan lipstik itu masih tampak merah menyala di pantulanku.

"Kau tidak akan pernah menulis ulang akhir cerita ini..."

Aku mendengus. “Kita lihat saja nanti.”

naufalmukin2
Naufal Mukin

Creator

#detectives #case

Comments (0)

See all
Add a comment

Recommendation for you

  • What Makes a Monster

    Recommendation

    What Makes a Monster

    BL 75.3k likes

  • Invisible Boy

    Recommendation

    Invisible Boy

    LGBTQ+ 11.4k likes

  • Touch

    Recommendation

    Touch

    BL 15.5k likes

  • The Last Story

    Recommendation

    The Last Story

    GL 43 likes

  • Blood Moon

    Recommendation

    Blood Moon

    BL 47.6k likes

  • Secunda

    Recommendation

    Secunda

    Romance Fantasy 43.3k likes

  • feeling lucky

    Feeling lucky

    Random series you may like

Akhir Drama yang Tak Ditulis di Ravenmoor
Akhir Drama yang Tak Ditulis di Ravenmoor

382 views0 subscribers

Ravenmoor, kota tua di Eropa bagian Timur yang memiliki gedung gedung tinggi menjulang bak gedung geudng gothic tahun 90an. Doyle Ford dan Arthur Ford (saudara sekaligus partner nya dalam menelesaikan kasus) berlibur kesana untuk menonton teater dari sang Aktor Terkenal -Elijah Vaskov. Namun, nampaknya kesenangan itu hanya bertahan sementara.
Sang Aktor ditemukan tewas saat drama terakhir dimainkan. Panggung yang penuh tepuk tangan itu perlahan mulai terdengar jeritan panik dna histeris. Semua penonton seketika amburadul. Doyle dan Ford seketika beranjak dari kursi penonton dan melakukan apa yang arus mereka lakukan, walaupun ini tidak ada dalam daftar kegiatan yang hendak mereka lakukan.
Subscribe

10 episodes

Cermin dan Tinta yang Tak Terlihat

Cermin dan Tinta yang Tak Terlihat

31 views 0 likes 0 comments


Style
More
Like
List
Comment

Prev
Next

Full
Exit
0
0
Prev
Next