Please note that Tapas no longer supports Internet Explorer.
We recommend upgrading to the latest Microsoft Edge, Google Chrome, or Firefox.
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
Publish
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
__anonymous__
__anonymous__
0
  • Publish
  • Ink shop
  • Redeem code
  • Settings
  • Log out

When Winter Met Autumn

Bab 20 : Saat Kata Tak Lagi Cukup

Bab 20 : Saat Kata Tak Lagi Cukup

Oct 31, 2025

Pagi itu café dipenuhi pelanggan. Bunyi cawan berlaga, aroma kopi pekat, dan suara pelanggan bersahut-sahutan. Tapi di tengah semua tu, Winter terasa hening — sebab Autumn tak datang.

Sejak tiga hari lepas, dia tak muncul langsung. Biasanya, walau sibuk macam mana pun, akan ada satu waktu dia datang — sekadar duduk, minum secawan kopi, dan tersenyum.

Winter cuba yakinkan diri: mungkin Autumn sibuk, mungkin ada urusan keluarga. Tapi hatinya tetap resah.

Sampai satu petang, pintu café berbunyi perlahan.
Autumn muncul — tapi kali ni lain. Wajahnya tenang, tapi senyum itu… tak sama.

“Awak okey?” tanya Winter, cepat-cepat menghampiri.
Autumn mengangguk, tapi matanya tak berani menatap lama. “Saya okey. Cuma… mungkin lepas ni saya tak boleh datang sekerap dulu.”

Winter terdiam. “Kenapa?”

Autumn menunduk, menggenggam hujung bajunya. “Ayah saya tahu saya selalu ke sini. Dia cakap saya patut fokus pada hal lain. Dia tak suka saya habiskan masa di tempat macam ni.”

Tempat macam ni.
Perkataan tu menekan dada Winter lebih kuat dari yang dia sangka.

“Tempat macam ni maksudnya apa?” suaranya perlahan, tapi nadanya berat.
Autumn terkejut. “Bukan maksud saya macam tu—”
“Tapi itu yang keluar dari mulut awak,” balas Winter cepat. “Tempat ni… tempat saya.”

Suasana jadi senyap. Pelanggan lain seperti lenyap, hanya tinggal dua hati yang terlanggar tanpa sengaja.

Autumn cuba dekat, tapi Winter berpaling, berpura-pura sibuk menyusun cawan.
“Winter…”
“Saya faham,” katanya akhirnya. “Kita dari dunia yang berbeza. Saya cuma lupa benda tu sekejap.”

Autumn menggigit bibir, air mata hampir jatuh — tapi dia tahu, kalau dia teruskan, akan lebih menyakitkan. Jadi dia diam, dan perlahan-lahan melangkah keluar dari café itu.

Dan bila bunyi loceng pintu bergema, Winter tahu — untuk kali pertama, aroma kopi pagi itu terasa hambar.
bungaelorea
bunga elorea

Creator

Recommendation for you

  • Secunda

    Recommendation

    Secunda

    Romance Fantasy 43.2k likes

  • Silence | book 2

    Recommendation

    Silence | book 2

    LGBTQ+ 32.3k likes

  • What Makes a Monster

    Recommendation

    What Makes a Monster

    BL 75.2k likes

  • Mariposas

    Recommendation

    Mariposas

    Slice of life 220 likes

  • The Sum of our Parts

    Recommendation

    The Sum of our Parts

    BL 8.6k likes

  • Find Me

    Recommendation

    Find Me

    Romance 4.8k likes

  • feeling lucky

    Feeling lucky

    Random series you may like

When Winter Met Autumn
When Winter Met Autumn

406 views7 subscribers

Dia sempurna di mata semua orang, tapi menyembunyikan seribu beban.
Dia punya segalanya, tapi mencari erti sederhana.
Dan bila dua musim bertemu — segalanya berubah.
Subscribe

30 episodes

Bab 20 : Saat Kata Tak Lagi Cukup

Bab 20 : Saat Kata Tak Lagi Cukup

14 views 2 likes 0 comments


Style
More
Like
List
Comment

Prev
Next

Full
Exit
2
0
Prev
Next