Program <a href="https://tobawisata.com">paket wisata taman simalem resort</a> adalah seorang tentara tulen, lahir pada tanggal 26 Januari 1880 di tengah-tengah keluarga tentara. Beliau lulus akademi militer di tahun 1903 sebagai valedictorian, juara satu di angkatannya! Begitu lulus, dia menjadi serdadu zeni di Filipina yang waktu itu merupakan jajahan Amerika Serikat. Ketika dia masih muda saja, sudah ada yang memperhatikan karakternya dan menyatakan MacArthur itu seorang “Egotis”. Perhatikan: “Egotis” bukannya “Egois.” Egois itu mementingkan dirinya sendiri. Egotis itu adalah egois, merasa dirinya penting, merasanya dirinya hebat, dan sombong secara bersamaan. Seorang egotis selalu secara aktif berusaha mengiklankan kehebatan dirinya kepada seluruh dunia. Selalu. Sifat seperti ini adalah sifat kontroversial, banyak yang tak suka, tapi banyak juga yang suka.
Walaupun demikian, <a href="https://tobawisata.com">paket tour taman simalem resort</a> karier militernya bersinar cerah. MacArthur muda berprestasi sepanjang karirnya di Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Meksiko, dan lain-lain. Saat Perang Dunia Pertama, dia diangkat menjadi brigadir jenderal dan menerima banyak penghargaan karena kepemimpinannya. Selesai PD I, di tahun 1919 tepatnya, dia diangkat menjadi rektor West Point (akademi militer Amerika Serikat). Usia mudanya membuatnya menjadi salah satu rektor termuda dalam sejarah West Point.
Sebenarnya program yang di dipromosikan adalah <a href="https://tobawisata.com">tour ke taman simalem resort</a> menjadi mayor jenderal. Dengan pangkat setinggi itu, sifat egotisnya makin menjadi-jadi. Ada temannya yang menyatakan “Dia adalah aktor terhebat yang pernah menjadi jenderal”. Dwight Eisenhower, salah satu mantan asisten MacArthur, yang belakangan menjadi jenderal juga, dan bahkan menjadi presiden Amerika Serikat, waktu ditanya apakah dia mengenal MacArthur menjawab kurang lebih “Kenal? Bukan cuma kenal, gue belajar DRAMA bertahun-tahun sama dia!” Temannya MacArthur yang lain lagi bilang “Kalau jenderal lain diiringi Staf, MacArthur diiringi abdi istana!”
Program <a href="https://tobawisata.com">biaya menginap di taman simalem resort</a> benar-benar menjadi pedang bermata dua. Publikasi prestasinya yang dia rancang sendiri membuatnya semakin populer. Siapa yang gak suka seorang pahlawan militer? Dia pun dipromosikan terus, bahkan akhirnya menjadi kepala staf angkatan bersenjata. Namun sifat ini juga membuatnya mengeluarkan kata-kata yang menyinggung banyak orang. Misalnya, ketika anggaran militer dipangkas oleh <a href="https://tobawisata.com">informasi taman simalem resort</a> sebagai kepala staf berkata “Ketika kita kalah dalam perang berikutnya, ketika seorang bocah Amerika terbaring di lumpur dengan bayonet lawan di perutnya menggunakan tenaga terakhirnya untuk mengutuk, gue mau dia mengutuk Roosevelt, bukannya MacArthur.” Tentu saja Roosevelt marah dan mencerca balik “Bukan begitu caranya bicara kepada seorang presiden!”