Please note that Tapas no longer supports Internet Explorer.
We recommend upgrading to the latest Microsoft Edge, Google Chrome, or Firefox.
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
Publish
Home
Comics
Novels
Community
Mature
More
Help Discord Forums Newsfeed Contact Merch Shop
__anonymous__
__anonymous__
0
  • Publish
  • Ink shop
  • Redeem code
  • Settings
  • Log out

Sanctum (Bahasa Indonesia)

0. Prolog

0. Prolog

Jun 12, 2025

This content is intended for mature audiences for the following reasons.

  • •  Abuse - Physical and/or Emotional
  • •  Drug or alcohol abuse
  • •  Blood/Gore
  • •  Mental Health Topics
  • •  Physical violence
  • •  Cursing/Profanity
  • •  Suicide and self-harm
Cancel Continue
Aku masih ingat betul saat pertama kali menjejakkan kaki ke dalam tempat itu—penjara yang lebih mirip reruntuhan mimpi buruk ketimbang institusi keadilan. Bau antiseptik menyengat seperti ketakutan yang dipoles rapi. Dinding-dindingnya—retak dan terkelupas—seolah ingin meluruhkan seluruh cerita yang disimpannya. Udara di sana tak bergerak, menggantung berat bersama bisik-bisik dosa yang tak sempat diadili.

Kala itu aku datang sebagai anak magang. Lugu, ceria, dan haus akan kebenaran. Kupikir, jika aku cukup teliti, cukup berani, aku bisa menjadi bagian dari perubahan. Membawa cahaya ke tempat yang gelap.

Tapi penjara bukan tempat antara hitam dan putih.  
Ia penuh abu-abu yang menyesakkan, abu dari nurani yang terbakar pelan-pelan.

Hari itu aku ingat betul, pertemuan pertama kami—  
Aku tersandung hingga melukai kakiku, dan seorang dokter paruh baya dengan jas putih tersenyum kecil sembari menghampiri untuk menolongku. Wajahnya berseri, dipenuhi senyuman ketulusan yang rasa-rasanya tidak cocok untuk tempat sekeras ini. 
Kulihat dia berjabat tangan dengan Tuan Damian, ternyata dia adalah dokter yang sudah cukup lama bertugas di penjara.
Selalu dengan senyuman yang sama dan terkesan ramah ia berbicara dengan nada lembutnya, sebelum akhirnya menatapku sebentar, lalu melontarkan kalimat yang aneh:

"Sudah lihat semua tempatnya?" Pertanyaan singkat, yang langsung kujawab dengan anggukan.
Kulihat setelahnya dia tersenyum sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Tepat setelah aku selesai mengangguk, kemudian dia berkata...
"Lucu ya… kadang yang paling keras bertahan hidup justru bukan yang paling layak. Mungkin seleksi alam juga butuh libur.”

Kala itu aku tak mengerti maksudnya.  
Kupikir itu hanya lelucon gelap dari pria yang terlalu lama mengabdi dalam sistem yang dingin.
Pasalnya Tuan Damian tertawa setelah mendengar kalimat tersebut.
Menganggapnya seperti sebuah candaan orang tua semata.

Tapi kata-katanya—menempel di pikiranku seperti luka yang menolak sembuh.

Hari demi hari berlalu...  
Perlahan, aku mulai melihatnya.  
Ada sesuatu yang bergerak di balik rutinitas yang tampaknya biasa.  
Bukan hanya dari sorot mata para tahanan—tapi dari cara pintu-pintu dibuka, cara bisik-bisik berpindah,
dan cara sebagian rahasia terasa... terlalu rapi disembunyikan.

Semua terasa seperti ada tangan yang tak terlihat,  
menata ulang kebenaran jadi ilusi yang nyaman.  
Dan tangan itu...  
mungkin milik seseorang yang tak pernah kulihat marah,  
tak pernah kulihat gugup,  
selalu tersenyum...  
dan selalu mencatat sesuatu di balik meja putihnya.

Sejak saat itu, aku mulai belajar satu hal...
Bahwasannya, yang tampak paling bersih, adalah yang paling pandai menyembunyikan noda.
cowcainn
cowcainn

Creator

#novel #dark #mystery #bahasaindonesia #detective #jail #prison #psychology #Abusive #selfharm

Comments (0)

See all
Add a comment

Recommendation for you

  • Blood Moon

    Recommendation

    Blood Moon

    BL 47.6k likes

  • Silence | book 1

    Recommendation

    Silence | book 1

    LGBTQ+ 27.2k likes

  • What Makes a Monster

    Recommendation

    What Makes a Monster

    BL 75.2k likes

  • Secunda

    Recommendation

    Secunda

    Romance Fantasy 43.2k likes

  • Touch

    Recommendation

    Touch

    BL 15.5k likes

  • Silence | book 2

    Recommendation

    Silence | book 2

    LGBTQ+ 32.3k likes

  • feeling lucky

    Feeling lucky

    Random series you may like

Sanctum (Bahasa Indonesia)
Sanctum (Bahasa Indonesia)

21 views4 subscribers

"Selamat datang di Sanctum. Sebuah tempat di mana para pendosa disucikan dan virus-virus dimusnahkan..."
Subscribe

1 episodes

0. Prolog

0. Prolog

21 views 2 likes 0 comments


Style
More
Like
List
Comment

Prev
Next

Full
Exit
2
0
Prev
Next